KERINGANAN DALAM IBADAH 1. Allah menyukai akan rukhsah-rukhsah-Nya diterima dan diamalkan sebagaimana seorang hamba menyukai pengampunan-Nya. (HR. Ath Thobari) Penjelasan: Rukshah artinya dispensasi dan keringanan-keringanan dari Allah swt, seperti shalat Qoshor dan berbuka (tidak puasa) bagi musafir. 2. Allah menyukai keringanan-keringanan perintahNya (rukhsah) dilaksanakan sebagaimana Dia membenci dilanggarnya laranganNya. (HR. Ahmad) 3. Sebaik-baik umatku adalah apabila pergi (musafir) dia berbuka puasa dan shalat Qashar, dan jika berbuat kebaikan merasa gembira, tetapi apabila melakukan keburukan dia beristighfar. Dan seburuk-buruk umatku adalah yang dilahirkan dalam kenikmatan dan dibesarkan dengannya, makanannya sebaik-baik makanan, dia mengenakan pakaian mewah-mewah dan bila berkata tidak benar (tidak jujur). (HR. Ath-Thabrani) 4. Barangsiapa berbuka puasa sehari tanpa rukhshah (alasan yang dibenarkan) atau sakit, maka tidak akan dapat ditebus (dosanya) dengan berpuasa seumur hidup meskipun dia melakukannya. (HR. Bukhari dan Muslim) 5. Seorang wanita di jaman Rasulullah saw sesudah fathu Mekah telah mencuri. Lalu Rasulullah saw memerintahkan agar tangan wanita itu dipotong. Usamah bin Zaid menemui Rasulullah untuk meminta keringanan hukuman bagi wanita tersebut. Mendengar penuturan Usamah, wajah Rasulullah saw langsung berubah. Beliau lalu bersabda : "Apakah kamu akan minta pertolongan (mensyafa'ati) untuk melanggar hukum-hukum Allah Azza Wajalla?". Usamah lalu menjawab, "Mohonkan ampunan Allah untukku, ya Rasulullah." Pada sore harinya Nabi saw berkhotbah setelah terlebih dulu memuji dan bersyukur kepada Allah. Inilah sabdanya: "Amma ba'du. Orang-orang sebelum kamu telah binasa disebabkan bila seorang bangsawan mencuri dibiarkan (tanpa hukuman), tetapi jika yang mencuri seorang awam (lemah) maka dia ditindak dengan hukuman. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Apabila Fatimah binti Muhammad mencuri, maka aku pun akan memotong tangannya". Setelah bersabda begitu beliau pun kembali menyuruh memotong tangan wanita yang mencuri itu. (HR. Bukhari) 6. Ia (berbuka puasa ramadhan dalam perjalanan) adalah keringanan dari Allah, barangsiapa yang mengambil keringanan itu, maka hal itu baik dan barangsiapa senang untuk shaum (meneruskan puasa), maka ia tidak berdosa". (HR. Muslim) 7. Ada seorang laki-laki buta menghadap Rasulullah saw dan berkata: "Ya Rasulullah, sungguh aku ini tidak mempunyai seorang penuntun yang menuntunku ke masjid". Maka beliau memberi keringanan padanya. Ketika ia berpaling pulang beliau memanggilnya dan bertanya: "Apakah engkau mendengar adzan untuk sholat?". Ia menjawab: "Ya". Beliau bersabda: "Kalau begitu, datanglah". (HR. Muslim) 8. Nabi saw sholat 'Id, kemudian beliau memberi keringanan untuk sholat Jum'at, beliau bersabda: "Barangsiapa hendak sholat (jum'at), sholatlah". (Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah) 9. Nabi saw memberi keringanan kepada Abdurrahman Ibnu Auf dan Zubair untuk memakai pakaian sutera dalam suatu bepergian karena penyakit gatal yang menimpa mereka. (Muttafaq'alaihi) 10. Ja'far Ibnu Abu Thalib berbekam sewaktu shaum, lalu Nabi saw melewatinya dan beliau bersabda: "Batallah dua orang ini". Setelah itu Nabi saw memberikan keringanan untuk berbekam bagi orang yang shaum. Dan Anas pernah berbekam ketika shaum. (HR. Daruquthni) 11. Orang tua lanjut usia diberi keringanan untuk tidak shaum dan memberi makan setiap hari untuk seorang miskin, dan tidak ada qodlo baginya. (HR. Daruquthni dan Hakim)